Jumat, 27 Oktober 2017

Materi kalkulus pertidaksamaan, fungsi komposisi dan fungsi invers


BAB I
PERTIDAKSAMAAN


1.      Definisi Pertidaksamaan
Sebuah Pertidaksamaan adalah pernyataan bahwa dua kuantitas tidak setara nilainya. Salah satu pernyataan matematika yang mengandung satu peubah atau lebih yang dihubungkan oleh tanda-tanda ketidaksamaan, yaitu: <, >, ≤, atau ≥.

2.      Sifat-sifat pertidaksamaan antara lain:

(i)            Jika a > b dan b > c, maka a > c
(ii)           (ii)  Jika a > b, maka a + c > b + c
(iii)         (iii)  Jika a > b, maka a - c > b – c
(iv)          (iv)  Jika a > b dan c adalah bilangan positif, maka ac > bc
(v)            (v)  Jika a > b dan c adalah bilangan negatif, maka ac < bc
Dengan mengganti tanda > pada sifat-sifat diatas dengan tanda <, maka akan didapat sifat-sifat yang analog sebagai berikut :
(vi)          Jika a < b dan b < c, maka a < c
(vii)        Jika a < b, maka a + c < b + c
(viii)      Jika a < b, maka a - c < b – c
(ix)           Jika a < b dan c adalah bilangan positif, maka ac < bc
(x)             Jika a < b dan c adalah bilangan negatif, maka ac > bc
(xi)         xi)  ac > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xii)       (xii)  ac < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xiii)     (xiii)  a/c > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xiv)      (xiv)  a/c < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xv)       (xv)  Jika a > b, maka –a < -b
(xvi)      (xvi)  Jika 1/a < 1/b, maka a > b
(xvii)      (xvii)  Jika a < b < c, maka b > a dan b < c (bentuk komposit)
(xviii)   (xviii)  Jika a > b > c, maka b < a atau b > c ( bentuk komposit)

3.      Jenis pertidaksamaan
Jenis pertidaksamaan anatara laian :
a.       Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
b.      Pertidaksamaan kuadrat
c.       Pertidaksamaan bentuk pecahan
d.      Pertidaksamaan bentuk nilai mutlak ( modus)
a.    Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya mengandung bentuk linier dalam x.  yang  vareabelnya berderajat satu dengan menggunakan tanda hubung “lebih besar dari” atau “kurang dari”
Sifat-sifatnya :
·       Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.
·       Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang sama.
·       Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda pertidaksamaan di balik
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan linier :
1.    Pindahkan semua yang mengandung variabel ke ruas kiri, sedangkan yang tidak mengandung variabel ke ruas kanan.
2.    Kemudian sederhanakan
Perhatikan contoh soal berikut:
1.    Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x – 5 < 7x + 3 !
Jawab
      5x – 5 < 7x + 3
 5x – 7x < 3 + 5
     - 2x < 8
         x > - 4

2.    Tentukan nilai x yang memenuhi  pertidaksamaan  2(x-3) < 4x+8 ?
Jawab
Penyelesaian
2(x-3) < 4x+8
2x - 6 < 4x+8
2x – 4x< 6+8
-2x < 14     
X > -7
3.    Tentukan nilai x yang  memenuhi pertidaksamaan 2x -  
Jawab
Penyelesaian

2x –

8x-2      3x+8
8x-3x     8+2
5x      10
x     2

b.   Pertidaksamaan Kuadrat
               Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya   adalah 2. Bentuk umum peridaksamaan kuadrat adalah ax² + bx + c > 0 dengan a, b, c konstanta; a 0.
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat anatara lain:
       Jadikan ruas kanan = 0
       Jadikan koefisien x² positif (untuk memudahkan pemfaktoran)
       Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
       Tetapkan nilai-nilai nolnya
       Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan
       Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis bilangan
(bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).
¨  Langkah-langkah:
¤  Tentukan batas-batasnya dengan mengubah ke dalam persamaan kuadrat
¤  Buatlah garis bilangan dan masukkan batas yang diperoleh (jika ada) dengan batas yang kecil di sebelah kiri
¤  Uji titik pada masing-masing daerah
¤  Tentukan HP nya
Contoh soal
1.    Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !
Jawab
 
 
  ( x – 2 ) ( x – 5 ) < 0
       x = 2 atau x = 5 ( pembuat nol )
-
+
+

5
2


jadi Hp =

2.     Tentukan HP dari   x2 – 2x – 8 ≥ 0
Jawab :
Batas : x2 – 2x – 8 = 0   
(x - 4)(x + 2) = 0
x = 4 atau x = -2      
        +++   - - - - -      +++
        -2                   4
Karena yang diminta ≥ 0 maka yang memenuhi adalah yang bertanda positip Sehingga HP nya adalah {x | x ≤ -2 atau x ≥ 4}
c.    Pertidaksamaan bentuk pecahan
pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan pecahan :
·       Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0
(ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda pertidaksamaan tidak dapat ditentukan berubah/tidak)
·       Sederhanakan ruas kiri.
·       Ubah bentuk  menjadi a.b
·       Tentukan pembuat nol ruas kiri.
·       Tuliskan nilai – nilai tersebut pada garis bilangan.
·       Berikan tanda pada setiap interval.
·       Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
·       Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Syarat: penyebut pecahan 0
Perhatikan Contoh soal :
1.    Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan  !
Jawab
I syarat :
X – 1
X 1
-
+
+
1
-8
II.  
X = -8 atau x = 1 ( pembuat nol )
Jadi Hp =

d.   Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Merupakan pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda mutlak. Indikator : Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear yang memuat nilai mutlak
Cara mencari penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak adalah dengan menggunakan sifat berikut ini :
·        
·        
·        
Perhatikan contoh berikut:

Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !
Jawab
3x + 2 < - 5        atau      3x + 2 > 5
      3x < - 7                           3x > 3
        x < -7/3                           x > 1


Latihan Soal.
1.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3 + 6x > 3x – 9?
2.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3(2 - 3x) > -5x + 8 !
3.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan !
4.    himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan ( x + 5 ) x  2 ( x2 +2 ) !
5.    Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan  !
6.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !







BAB II
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS


1.     Konsep fungsi
Fungsi atau Pemetaan merupakan Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur dalam himpunan B.f adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka fungsi f dilambangkan dengan f : A à B
Operasi dalam Fungsi :
n  Penjumlahan : (f+g)(x) = f(x) + g(x)
n  Pengurangan : (f-g)(x) = f(x) – g(x)
n  Perkalian : (f.g)(x) = f(x) . g(x)
n  Pembagian : (f/g)(x) = f(x) / g(x)

 
 
 
 
y = f(x)
jika x ÃŽA dan y ÃŽ B, sehingga    (x,y) ÃŽ f, maka y disebut peta atau bayangan dari x oleh fungsi f dinyatakan dengan lambang y : f (x)

(ditunjukkan dalam gambar disamping)

 


    

                A                B

f : x à y = f (x)


 

 

 


y = f (x) : rumus untuk fungsi f

x disebut variabel bebas

y disebut variabel tak bebas

Contoh :

Diketahi f : A à B dan dinyatakan oleh rumus f (x) = 2x – 1.

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

a.    Tentukan f (0), f (1), f (2), f (3) dan f (4).

b.    Gambarkan grafik fungsi y : f (x) = 2x – 1 dalam bidang kartesius.

c.    Tentukan daerah hasil dari fungsi f.

Jawab :

a.    f (x) = 2x – 1, maka :

f (0) = -1         

f (1) = 1           

f (2) = 3

f (3) = 5

f (4) = 7


b.    Grafik fungsi y : f (x) = 2x – 1

 


8                                                                y = f (x) = 2x – 1

 

7

 

 

5

 

 

3

 

 

1

 

             1          2          3          4          5

-1                   Daerah

                         asal

 

c.    Daerah hasil fungsi f è Rf = {y | -1 £ y £ 7, y ÃŽ R}

 

Jika daerah asal dari suatu fungsi f tidak atau belum ditentukan, maka dapat diambil daerah asalnya himpunan dari semua bilangan real yang mungkin, sehingga daerah hasilnya merupakan bilangan real. Daerah asal yang ditentukan dengan cara seperti itu disebut daerah asal alami (natural domain).

Contoh :

Tentukan daerah asal alami dari fungsi berikut :

1.    f (x) =

Jawab :

f (x) = , supaya f (x) bernilai real maka x + 1 ¹ 0 atau x ¹ -1

Jadi Df : {x | x ÃŽ R, dan x ¹ -1}

2.    g (x) =

 

Jawab :

g (x) = , supaya g (x) bernilai real maka :

4 – x2 ³ 0

x2 – 4 £ 0

(x-2) (x+2) £ 0   è  -2 £ x £ 2

Jadi Dg = {x | -2 £ x £ 2, x ÃŽ R}


2.  Pengertian fungsi komposisi
             Merupakan  penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Penggabungan tersebut disebut komposisi fungsi dan hasilnya disebut fungsi komposisi  Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).

Misalkan: f : A  ®  B dan g : B ®  C


Fungsi baru h = (g o f) : A ® C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
   (gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf Dg ≠ Ø

Adapun Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a)).
n  Notasi : (f o g)(a) = f(g(a))  à fungsi yang memetakan nilai dari g(a) ke f
Contoh :
1.    Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g)    b) (g o f)        c) (f o g)(1)         d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)}   b) (g o f) = {(0,1), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4                              d) (g o f)(4)
Contoh
2.    Diketahui
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1,   g : R ® R ; g(x) = x + 3
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = 2(x+3)²+1 = 2(x² + 6x + 9) + 1 = 2x²+12x+19
Jawab:
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3 = 2x² + 4
(f o g)(1) = f(g(1)) = f(4) = 2. (4)² +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1) = g(f(1)) = g(3) = 3 + 3 = 6

3.    Contoh :
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A B dengan f(x) = -x + 1;  g : B C dengan g(x) = x2 dan h = g o f : A C. Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
Jawab:
h(x) =  (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 (-x + 1)2 = 64 -x + 1 = ± 8
-x + 1 = 8 x = -7 atau –x + 1 = -8 x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.
Contoh
4.    Ditentukan g(f(x)) = f(g(x)).
Jika f(x) = 2x + p dan  g(x) = 3x + 120 maka nilai p = … .
*    Jawab:
f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120
g(f(x)) = f(g(x))
g(2x+ p) = f(3x + 120)
3(2x + p) + 120 = 2(3x + 120) + p
6x + 3p + 120 = 6x + 240 + p
3p – p = 240 – 120
2p = 120 ® p = 60


3.     Sifat-sifat Komposisi Fungsi
Jika f : A ® B ; g : B ® C ; h : C ® D, maka berlaku:
i.   (fog)(x) ≠ (g o f)(x)                    (tidak komutatif)
ii.  ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)       (elemen identitas)

perhatikan contoh soal :
1.    Diketahui sebuah f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x
Maka nilai
       (f o g)(x) = f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 – 2x + 1 = 7 – 2x
         (g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 – 2x – 1 = 2 – 2x
         (g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2) = 1 - x2
Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o f)(x)        
       Kemudian nilai
       ((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7 – 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
       (fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f(1 - x2)= 2(1 - x2) + 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   
         Begitu juga
       (foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1
       (Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)
Sehingga perhatikan contoh soal berikut:
1. diketahui f : R R dan g : R R dengan f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
Tentukan: a. (g o f)(x)
                    b. (f o g)(x)
jawab:
f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
a.       (g o f)(x) = g[f(x)] = g(3x – 1)
                              = 2(3x – 1)2 + 5
                             = 2(9x2 – 6x + 1) + 5
                            = 18x2 – 12x + 2 + 5
                            = 18x2 – 12x + 7         
b.    f o g)(x) = f[g(x)] = f(2x2 + 5)
                  = 3(2x2 + 5) – 1
                  = 6x2 + 15 – 1
 (f o g)(x) = 6x2 + 14
       (g o f)(x) = 18x2 – 12x + 7
       (g o f)(x) ≠ (f o g )(x)   tidak bersifat komutatif       
4.     Konsep  Fungsi Invers
Ø  Definisi
            Jika fungsi f : A ® B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)laÃŽA dan bÃŽB}, maka invers dari fungsi f adalah f-1: B ® A ditentukan oleh:   f-1:{(b,a)lbÃŽB dan aÃŽA}.

            Jika f : A ® B, maka f  mempunyai fungsi invers f-1 : B ® A  jika dan hanya jika    f adalah fungsi bijektif atau korespondensi 1-1.

Jika f : y = f(x) ® f -1 : x = f(y)  
Maka   (f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x)    (fungsi identitas)

Ø  Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers

                   i.     f(x) = ax + b; a ≠ 0   ®  f -1(x) = ; a ≠ 0
                  ii.     f(x) = ; x ≠ -  ®  f -1(x) = ; x ≠
                iii.     f(x) = acx ; a > 0  ®  f -1(x) = alog x1/c = alog x ; c ≠ 0
                iv.     f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0  ®   f -1(x) = ; c ≠ 0
                  v.     f(x) = ax²+bx+c; a≠0 ®  f -1(x)=
ingat :
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai invers jika domainnya dibatasi.

Contoh
1.    Diketahui f: R ®  R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!
Cara 1:
y = 2x - 5 (yang berarti x = f -1(y))
2x = y + 5
x =  
f -1(x) =
Cara 2:
f(x) = ax + b  ®  f -1(x) =
f(x) = 2x – 5  ®  f -1(x) =

Contoh
2.    Diketahui  Tentukan !
      Cara 1:
     
      y(x - 4) = 2x + 1
      yx – 4y = 2x + 1
      yx – 2x = 4y + 1
      x(y – 2) = 4y + 1
      x = 
      f -1(x) =
Cara 2:
      f(x) =  ®  f -1(x) =
       ®  f -1(x) =

Contoh:
3.    Jika   dan . Tentukan nilai k!
Cara 1:
y(3x - 4) = 2x
3xy – 4y = 2x
3xy – 2x = 4y
x(3y – 2) = 4y
x = 
f -1(x) =
f -1(k) =
1 =
3k – 2 = 4k
k = -2
Cara 2:
             f -1(k) = a  ®  k = f(a)
 ®  k = f(1) =
Contoh
4.    Diketahui f(x) = 52x, tentukan  f – 1 (x)!
Cara 1:
            y = 52x (ingat rumus logaritma: a n = b ® n = )
            2x =
            x =
      f – 1 (x) =
Cara 2:
            f(x) = acx  ®  f -1(x) = alog x
            f(x) = 52x  ® f – 1 (x) =
Contoh :
5.    Diketahui f(x) = x2 – 6x + 4, tentukan f–1 (x)!
Cara 1:
      y = x2 – 6x + 4
   y – 4 = x2 – 6x
   y – 4 = (x – 3) 2 – 9
   y + 5 = (x – 3) 2
x – 3 = ±
x = 3 ±
f – 1 (x) = 3 ±
Cara 2:
f(x) = ax²+bx+c ®  f -1(x) =
f(x) = x2 – 6x + 4 ®  f -1(x) =

Contoh
6.    Diketahui , tentukan  f – 1 (x)!
Cara 1:
 
y – 2 =
(y – 2)5 = 1 – x3
x3 = 1 - (y – 2)5
x =
f – 1 (x) =
Cara 2:
      ®  f – 1 (x) =
 ®  f – 1 (x) =
5.     Aplikasi fungsi komposisi

Ø  Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi f(x).
Contoh :
1.    Diketahui g(x) = 3 – 2x dan (g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12, tentukan rumus fungsi f(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12
g(f(x)) = 2x2 + 2x – 12
3 – 2f(x) = 2x2 + 2x – 12
-2f(x) = 2x2 + 2x – 15
f(x) = -x2 – x + 7,5

Cara 2:
g(x) = 3 – 2x  ®  g -1(x) =
  f(x) = [g -1 o (g o f)](x)

f(x) =

Contoh :
2.    Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o f)(x) = , tentukan rumus fungsi g(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
Misalkan: 2x – 1 = a  ®  x =
g(a) =
g(a) = =
g(x) =
Cara 2:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
g(2x-1) =
g(x) =
Cara 3:
f(x) = 2x -1  ®  f -1(x) =
  g(x) = [(g o f) o f -1](x) = (g o f)( f -1(x))
g(x) =
3.    Diketahui f(x) = 2x + 5dan (f o g)(x) = 3x2 – 1, Tentukan g(x).
Jawab
f(x) = 2x + 5 dan
(fog)(x) = 3x2 - 1
 f[g(x)] = 3x2 - 1
2.g(x) + 5 = 3x2 - 1
      2.g(x) = 3x2 - 1 - 5 = 3x2 - 6
  Jadi g(x) =  1/2  (3x2 - 6)
Latihan Soal:
1.    Diketahui f(x) = 2x + 5 dan g(x) = , maka (fog)(x)?
2.    Diketahui fungsi-fungsi f : R ® R didefinisikan dengan f(x) = 3x – 5, g : R ® R didefinisikan dengan g(x) = . Hasil dari fungsi (f g)(x)?
3.    Fungsi f dan g adalah pemetaan dari R ke R yang dirumuskan oleh f(x) = 3x + 5 dan g(x) = . Rumus (gof)(x)?
4.    Diketahui  f : R à R  didefinisikan dengan  f(x) = 3x – 5,   g : R à R didefinisikan dengan .  Hasil dari fungsi  (gof)(x)?
5.    Jika f(x) = dan (f g)(x) = 2 , maka fungsi g adalah g(x)?
6.    Diketahui fungsi f(x) = , dan g(x) = x2 + x + 1. Nilai komposisi fungsi (g o f)(2) adalah
7.    Suatu pemetaan f : R ® R, g : R ® R dengan (q o f)(x) = 2x2 + 4x + 5 dan g(x) = 2x + 3, maka f(x)?
8.    Fungsi f : R ® R didefinisikan dengan  f(x) = . Invers dari f(x) adalah f – 1 (x)



BAB I
PERTIDAKSAMAAN


1.      Definisi Pertidaksamaan
Sebuah Pertidaksamaan adalah pernyataan bahwa dua kuantitas tidak setara nilainya. Salah satu pernyataan matematika yang mengandung satu peubah atau lebih yang dihubungkan oleh tanda-tanda ketidaksamaan, yaitu: <, >, ≤, atau ≥.

2.      Sifat-sifat pertidaksamaan antara lain:

(i)            Jika a > b dan b > c, maka a > c
(ii)           (ii)  Jika a > b, maka a + c > b + c
(iii)         (iii)  Jika a > b, maka a - c > b – c
(iv)          (iv)  Jika a > b dan c adalah bilangan positif, maka ac > bc
(v)            (v)  Jika a > b dan c adalah bilangan negatif, maka ac < bc
Dengan mengganti tanda > pada sifat-sifat diatas dengan tanda <, maka akan didapat sifat-sifat yang analog sebagai berikut :
(vi)          Jika a < b dan b < c, maka a < c
(vii)        Jika a < b, maka a + c < b + c
(viii)      Jika a < b, maka a - c < b – c
(ix)           Jika a < b dan c adalah bilangan positif, maka ac < bc
(x)             Jika a < b dan c adalah bilangan negatif, maka ac > bc
(xi)         xi)  ac > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xii)       (xii)  ac < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xiii)     (xiii)  a/c > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
(xiv)      (xiv)  a/c < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
(xv)       (xv)  Jika a > b, maka –a < -b
(xvi)      (xvi)  Jika 1/a < 1/b, maka a > b
(xvii)      (xvii)  Jika a < b < c, maka b > a dan b < c (bentuk komposit)
(xviii)   (xviii)  Jika a > b > c, maka b < a atau b > c ( bentuk komposit)

3.      Jenis pertidaksamaan
Jenis pertidaksamaan anatara laian :
a.       Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
b.      Pertidaksamaan kuadrat
c.       Pertidaksamaan bentuk pecahan
d.      Pertidaksamaan bentuk nilai mutlak ( modus)
a.    Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya mengandung bentuk linier dalam x.  yang  vareabelnya berderajat satu dengan menggunakan tanda hubung “lebih besar dari” atau “kurang dari”
Sifat-sifatnya :
·       Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.
·       Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang sama.
·       Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda pertidaksamaan di balik
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan linier :
1.    Pindahkan semua yang mengandung variabel ke ruas kiri, sedangkan yang tidak mengandung variabel ke ruas kanan.
2.    Kemudian sederhanakan
Perhatikan contoh soal berikut:
1.    Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x – 5 < 7x + 3 !
Jawab
      5x – 5 < 7x + 3
 5x – 7x < 3 + 5
     - 2x < 8
         x > - 4

2.    Tentukan nilai x yang memenuhi  pertidaksamaan  2(x-3) < 4x+8 ?
Jawab
Penyelesaian
2(x-3) < 4x+8
2x - 6 < 4x+8
2x – 4x< 6+8
-2x < 14     
X > -7
3.    Tentukan nilai x yang  memenuhi pertidaksamaan 2x -  
Jawab
Penyelesaian

2x –

8x-2      3x+8
8x-3x     8+2
5x      10
x     2

b.   Pertidaksamaan Kuadrat
               Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya   adalah 2. Bentuk umum peridaksamaan kuadrat adalah ax² + bx + c > 0 dengan a, b, c konstanta; a 0.
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat anatara lain:
       Jadikan ruas kanan = 0
       Jadikan koefisien x² positif (untuk memudahkan pemfaktoran)
       Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
       Tetapkan nilai-nilai nolnya
       Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan
       Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis bilangan
(bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).
¨  Langkah-langkah:
¤  Tentukan batas-batasnya dengan mengubah ke dalam persamaan kuadrat
¤  Buatlah garis bilangan dan masukkan batas yang diperoleh (jika ada) dengan batas yang kecil di sebelah kiri
¤  Uji titik pada masing-masing daerah
¤  Tentukan HP nya
Contoh soal
1.    Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !
Jawab
 
 
  ( x – 2 ) ( x – 5 ) < 0
       x = 2 atau x = 5 ( pembuat nol )
-
+
+

5
2


jadi Hp =

2.     Tentukan HP dari   x2 – 2x – 8 ≥ 0
Jawab :
Batas : x2 – 2x – 8 = 0   
(x - 4)(x + 2) = 0
x = 4 atau x = -2      
        +++   - - - - -      +++
        -2                   4
Karena yang diminta ≥ 0 maka yang memenuhi adalah yang bertanda positip Sehingga HP nya adalah {x | x ≤ -2 atau x ≥ 4}
c.    Pertidaksamaan bentuk pecahan
pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan pecahan :
·       Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0
(ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda pertidaksamaan tidak dapat ditentukan berubah/tidak)
·       Sederhanakan ruas kiri.
·       Ubah bentuk  menjadi a.b
·       Tentukan pembuat nol ruas kiri.
·       Tuliskan nilai – nilai tersebut pada garis bilangan.
·       Berikan tanda pada setiap interval.
·       Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
·       Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Syarat: penyebut pecahan 0
Perhatikan Contoh soal :
1.    Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan  !
Jawab
I syarat :
X – 1
X 1
-
+
+
1
-8
II.  
X = -8 atau x = 1 ( pembuat nol )
Jadi Hp =

d.   Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Merupakan pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda mutlak. Indikator : Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear yang memuat nilai mutlak
Cara mencari penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak adalah dengan menggunakan sifat berikut ini :
·        
·        
·        
Perhatikan contoh berikut:

Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !
Jawab
3x + 2 < - 5        atau      3x + 2 > 5
      3x < - 7                           3x > 3
        x < -7/3                           x > 1


Latihan Soal.
1.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3 + 6x > 3x – 9?
2.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3(2 - 3x) > -5x + 8 !
3.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan !
4.    himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan ( x + 5 ) x  2 ( x2 +2 ) !
5.    Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan  !
6.    Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !







BAB II
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS


1.     Konsep fungsi
Fungsi atau Pemetaan merupakan Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur dalam himpunan B.f adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka fungsi f dilambangkan dengan f : A à B
Operasi dalam Fungsi :
n  Penjumlahan : (f+g)(x) = f(x) + g(x)
n  Pengurangan : (f-g)(x) = f(x) – g(x)
n  Perkalian : (f.g)(x) = f(x) . g(x)
n  Pembagian : (f/g)(x) = f(x) / g(x)

 
 
 
 
y = f(x)
jika x ÃŽA dan y ÃŽ B, sehingga    (x,y) ÃŽ f, maka y disebut peta atau bayangan dari x oleh fungsi f dinyatakan dengan lambang y : f (x)

(ditunjukkan dalam gambar disamping)

 


    

                A                B

f : x à y = f (x)


 

 

 


y = f (x) : rumus untuk fungsi f

x disebut variabel bebas

y disebut variabel tak bebas

Contoh :

Diketahi f : A à B dan dinyatakan oleh rumus f (x) = 2x – 1.

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

a.    Tentukan f (0), f (1), f (2), f (3) dan f (4).

b.    Gambarkan grafik fungsi y : f (x) = 2x – 1 dalam bidang kartesius.

c.    Tentukan daerah hasil dari fungsi f.

Jawab :

a.    f (x) = 2x – 1, maka :

f (0) = -1         

f (1) = 1           

f (2) = 3

f (3) = 5

f (4) = 7


b.    Grafik fungsi y : f (x) = 2x – 1

 


8                                                                y = f (x) = 2x – 1

 

7

 

 

5

 

 

3

 

 

1

 

             1          2          3          4          5

-1                   Daerah

                         asal

 

c.    Daerah hasil fungsi f è Rf = {y | -1 £ y £ 7, y ÃŽ R}

 

Jika daerah asal dari suatu fungsi f tidak atau belum ditentukan, maka dapat diambil daerah asalnya himpunan dari semua bilangan real yang mungkin, sehingga daerah hasilnya merupakan bilangan real. Daerah asal yang ditentukan dengan cara seperti itu disebut daerah asal alami (natural domain).

Contoh :

Tentukan daerah asal alami dari fungsi berikut :

1.    f (x) =

Jawab :

f (x) = , supaya f (x) bernilai real maka x + 1 ¹ 0 atau x ¹ -1

Jadi Df : {x | x ÃŽ R, dan x ¹ -1}

2.    g (x) =

 

Jawab :

g (x) = , supaya g (x) bernilai real maka :

4 – x2 ³ 0

x2 – 4 £ 0

(x-2) (x+2) £ 0   è  -2 £ x £ 2

Jadi Dg = {x | -2 £ x £ 2, x ÃŽ R}


2.  Pengertian fungsi komposisi
             Merupakan  penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Penggabungan tersebut disebut komposisi fungsi dan hasilnya disebut fungsi komposisi  Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).

Misalkan: f : A  ®  B dan g : B ®  C


Fungsi baru h = (g o f) : A ® C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
   (gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf Dg ≠ Ø

Adapun Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a)).
n  Notasi : (f o g)(a) = f(g(a))  à fungsi yang memetakan nilai dari g(a) ke f
Contoh :
1.    Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g)    b) (g o f)        c) (f o g)(1)         d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)}   b) (g o f) = {(0,1), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4                              d) (g o f)(4)
Contoh
2.    Diketahui
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1,   g : R ® R ; g(x) = x + 3
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = 2(x+3)²+1 = 2(x² + 6x + 9) + 1 = 2x²+12x+19
Jawab:
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3 = 2x² + 4
(f o g)(1) = f(g(1)) = f(4) = 2. (4)² +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1) = g(f(1)) = g(3) = 3 + 3 = 6

3.    Contoh :
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A B dengan f(x) = -x + 1;  g : B C dengan g(x) = x2 dan h = g o f : A C. Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
Jawab:
h(x) =  (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 (-x + 1)2 = 64 -x + 1 = ± 8
-x + 1 = 8 x = -7 atau –x + 1 = -8 x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.
Contoh
4.    Ditentukan g(f(x)) = f(g(x)).
Jika f(x) = 2x + p dan  g(x) = 3x + 120 maka nilai p = … .
*    Jawab:
f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120
g(f(x)) = f(g(x))
g(2x+ p) = f(3x + 120)
3(2x + p) + 120 = 2(3x + 120) + p
6x + 3p + 120 = 6x + 240 + p
3p – p = 240 – 120
2p = 120 ® p = 60


3.     Sifat-sifat Komposisi Fungsi
Jika f : A ® B ; g : B ® C ; h : C ® D, maka berlaku:
i.   (fog)(x) ≠ (g o f)(x)                    (tidak komutatif)
ii.  ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)       (elemen identitas)

perhatikan contoh soal :
1.    Diketahui sebuah f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x
Maka nilai
       (f o g)(x) = f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 – 2x + 1 = 7 – 2x
         (g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 – 2x – 1 = 2 – 2x
         (g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2) = 1 - x2
Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o f)(x)        
       Kemudian nilai
       ((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7 – 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
       (fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f(1 - x2)= 2(1 - x2) + 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   
         Begitu juga
       (foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1
       (Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)
Sehingga perhatikan contoh soal berikut:
1. diketahui f : R R dan g : R R dengan f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
Tentukan: a. (g o f)(x)
                    b. (f o g)(x)
jawab:
f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
a.       (g o f)(x) = g[f(x)] = g(3x – 1)
                              = 2(3x – 1)2 + 5
                             = 2(9x2 – 6x + 1) + 5
                            = 18x2 – 12x + 2 + 5
                            = 18x2 – 12x + 7         
b.    f o g)(x) = f[g(x)] = f(2x2 + 5)
                  = 3(2x2 + 5) – 1
                  = 6x2 + 15 – 1
 (f o g)(x) = 6x2 + 14
       (g o f)(x) = 18x2 – 12x + 7
       (g o f)(x) ≠ (f o g )(x)   tidak bersifat komutatif       
4.     Konsep  Fungsi Invers
Ø  Definisi
            Jika fungsi f : A ® B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)laÃŽA dan bÃŽB}, maka invers dari fungsi f adalah f-1: B ® A ditentukan oleh:   f-1:{(b,a)lbÃŽB dan aÃŽA}.

            Jika f : A ® B, maka f  mempunyai fungsi invers f-1 : B ® A  jika dan hanya jika    f adalah fungsi bijektif atau korespondensi 1-1.

Jika f : y = f(x) ® f -1 : x = f(y)  
Maka   (f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x)    (fungsi identitas)

Ø  Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers

                   i.     f(x) = ax + b; a ≠ 0   ®  f -1(x) = ; a ≠ 0
                  ii.     f(x) = ; x ≠ -  ®  f -1(x) = ; x ≠
                iii.     f(x) = acx ; a > 0  ®  f -1(x) = alog x1/c = alog x ; c ≠ 0
                iv.     f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0  ®   f -1(x) = ; c ≠ 0
                  v.     f(x) = ax²+bx+c; a≠0 ®  f -1(x)=
ingat :
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai invers jika domainnya dibatasi.

Contoh
1.    Diketahui f: R ®  R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!
Cara 1:
y = 2x - 5 (yang berarti x = f -1(y))
2x = y + 5
x =  
f -1(x) =
Cara 2:
f(x) = ax + b  ®  f -1(x) =
f(x) = 2x – 5  ®  f -1(x) =

Contoh
2.    Diketahui  Tentukan !
      Cara 1:
     
      y(x - 4) = 2x + 1
      yx – 4y = 2x + 1
      yx – 2x = 4y + 1
      x(y – 2) = 4y + 1
      x = 
      f -1(x) =
Cara 2:
      f(x) =  ®  f -1(x) =
       ®  f -1(x) =

Contoh:
3.    Jika   dan . Tentukan nilai k!
Cara 1:
y(3x - 4) = 2x
3xy – 4y = 2x
3xy – 2x = 4y
x(3y – 2) = 4y
x = 
f -1(x) =
f -1(k) =
1 =
3k – 2 = 4k
k = -2
Cara 2:
             f -1(k) = a  ®  k = f(a)
 ®  k = f(1) =
Contoh
4.    Diketahui f(x) = 52x, tentukan  f – 1 (x)!
Cara 1:
            y = 52x (ingat rumus logaritma: a n = b ® n = )
            2x =
            x =
      f – 1 (x) =
Cara 2:
            f(x) = acx  ®  f -1(x) = alog x
            f(x) = 52x  ® f – 1 (x) =
Contoh :
5.    Diketahui f(x) = x2 – 6x + 4, tentukan f–1 (x)!
Cara 1:
      y = x2 – 6x + 4
   y – 4 = x2 – 6x
   y – 4 = (x – 3) 2 – 9
   y + 5 = (x – 3) 2
x – 3 = ±
x = 3 ±
f – 1 (x) = 3 ±
Cara 2:
f(x) = ax²+bx+c ®  f -1(x) =
f(x) = x2 – 6x + 4 ®  f -1(x) =

Contoh
6.    Diketahui , tentukan  f – 1 (x)!
Cara 1:
 
y – 2 =
(y – 2)5 = 1 – x3
x3 = 1 - (y – 2)5
x =
f – 1 (x) =
Cara 2:
      ®  f – 1 (x) =
 ®  f – 1 (x) =
5.     Aplikasi fungsi komposisi

Ø  Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi f(x).
Contoh :
1.    Diketahui g(x) = 3 – 2x dan (g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12, tentukan rumus fungsi f(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12
g(f(x)) = 2x2 + 2x – 12
3 – 2f(x) = 2x2 + 2x – 12
-2f(x) = 2x2 + 2x – 15
f(x) = -x2 – x + 7,5

Cara 2:
g(x) = 3 – 2x  ®  g -1(x) =
  f(x) = [g -1 o (g o f)](x)

f(x) =

Contoh :
2.    Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o f)(x) = , tentukan rumus fungsi g(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
Misalkan: 2x – 1 = a  ®  x =
g(a) =
g(a) = =
g(x) =
Cara 2:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
g(2x-1) =
g(x) =
Cara 3:
f(x) = 2x -1  ®  f -1(x) =
  g(x) = [(g o f) o f -1](x) = (g o f)( f -1(x))
g(x) =
3.    Diketahui f(x) = 2x + 5dan (f o g)(x) = 3x2 – 1, Tentukan g(x).
Jawab
f(x) = 2x + 5 dan
(fog)(x) = 3x2 - 1
 f[g(x)] = 3x2 - 1
2.g(x) + 5 = 3x2 - 1
      2.g(x) = 3x2 - 1 - 5 = 3x2 - 6
  Jadi g(x) =  1/2  (3x2 - 6)
Latihan Soal:
1.    Diketahui f(x) = 2x + 5 dan g(x) = , maka (fog)(x)?
2.    Diketahui fungsi-fungsi f : R ® R didefinisikan dengan f(x) = 3x – 5, g : R ® R didefinisikan dengan g(x) = . Hasil dari fungsi (f g)(x)?
3.    Fungsi f dan g adalah pemetaan dari R ke R yang dirumuskan oleh f(x) = 3x + 5 dan g(x) = . Rumus (gof)(x)?
4.    Diketahui  f : R à R  didefinisikan dengan  f(x) = 3x – 5,   g : R à R didefinisikan dengan .  Hasil dari fungsi  (gof)(x)?
5.    Jika f(x) = dan (f g)(x) = 2 , maka fungsi g adalah g(x)?
6.    Diketahui fungsi f(x) = , dan g(x) = x2 + x + 1. Nilai komposisi fungsi (g o f)(2) adalah
7.    Suatu pemetaan f : R ® R, g : R ® R dengan (q o f)(x) = 2x2 + 4x + 5 dan g(x) = 2x + 3, maka f(x)?
8.    Fungsi f : R ® R didefinisikan dengan  f(x) = . Invers dari f(x) adalah f – 1 (x)






























0 komentar:

Posting Komentar